Sabtu, 27 Maret 2010

Gender Differences



Gender bukan hanya sekedar aspek biologis atau fisiologis, tetapi hal-hal yang terkait pada aspek biologis dan fisiologis yang menentukan peran dan status dalam peran masyarakat. Selain itu, gender juga mengacu pada pemaknaan budaya. Dimana, tiap budaya maupun Negara mempunyai persepsi berbeda mengenai sex ( ada pembedaan dalam kualitas , aktivitas, dan identitas untuk wanita dan laki-laki.

Istilah untuk gender yaitu Maskulin dan Feminim. Pemakanaan istilah ini dikonstruksi oleh lingkungan sosial masyarakat ( socially constructed). Sebagai contoh : sebutan kupu-kupu malam, perempuan nakal.dll.


Physical Health
Dari segi ini, wanita lebih kuat dari pada laki-laki dalam menghadapi masalah dan penyakit kronis. Wanita lebih kuat dari pada laki-laki dalam hal ini dikarenakan wanita memiliki 2 kromosom X dan sedikit hormone testosterone dalam tubuhnya.


Neurologi
Dalam neurologi, otak perempuan lebih komplek dari pada otak laki-laki walaupun ukurannya lebih kecil. Namun otak perempuan juga memiliki lebih banyak neuron sehingga lebih aktif didaerah yang mengatur bahasa dan semua itu tersebar secara merata di kedua cerebral hemispheres-nya. Sedangkan laki-laki lebih terkonsentrasi di sebelah kiri hemispheres. Sehingga laki-laki sering bermasalah dengan bahasa seperti disleksia ( dyslexia ). Karena banyaknya kromosom Y yang bertanggung jawab pada rentannya penyakit mental, laki-laki lebih mudah terkena Down Syndrom.


Personality test
Dalam lima besar ciri-ciri kepribadian, nilai perempuan lebih tinggi dalam Agreeableness ( seperti kecenderungan untuk mengasihi dan kerjasama ) dan Neuroticism (kecenderungan untuk merasa cemas. kemarahan dan depresi). Oleh karena itu, perempuan memiliki intensitas lebih tinggi untuk bunuh diri.
Survey dari MBTI mengindikasikan 60-75% perempuan lebih menggunakan perasaan, dan 55-80% laki-laki lebih menggunakan pikiran.
Agresi
Laki – laki pada umumnya lebih agresif dari pada perempuan, dan ini dikarenakan laki- laki memiliki lebih banyak testosterone. Terdapat bukti bahwa, perempyan memiliki sedikit rasa agresif, dan perempuan lebih mengekspresikan keagresifannya dengan cara verbal dan relasional, seperti pemutusan hubungan.
Systematizing and Empathizing (sistematisasi dan berempati)
Nilai perempuan lebih tinggi pada Self report scales seperti empati. Rasa empati meliputai orientasi terhadap orang lain, merasakan keprihatinan, dan penderitaan pribadi. Namun, langkah-langkah seperti itu bersifat subjektif dan emphaty mungkin lebih berkaitan dengan peran gender, bukan seks.
Menurut teori EQ SQ, secara umum laki-laki lebih sistematis (menganalisis dan mengeksplor system dan aturan) dan wanita lebih berempati (seperti mengidentifikasi perasaan orang lain).


Komunikasi
Budaya dan individu Maskulin dan feminim berbeda pada cara mereka berkomunikasi satu sama lain. Sebagai contoh, orang feminim cenderung untuk mengungkapkan diri dari pada orang maskulin.
Orang - orang feminim lebih cenderung untuk berkomunikasi dengan lebih menggunakan kasih sayang, keakraban dan kepercayaan yang lebih besar daripada orang-orang maskulin. Secara umum, orang-orang feminim lebih banyak berkomunikasi dan memprioritaskan komunikasi dari pada orang-orang maskulin.
Orang-orang maskulin berteman dengan orang maskulin lainnya dikarenakan adanya kepentingan umum, sedangkan orang feminim membangun pertemanan mereka karena adanya rasa saling mendukung. Konteks ini sangat penting ketika menentukan bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain dan penting untuk memahami script apa yang tepat untuk digunakan dalam setiap hubungan.

Ciri orang-orang maskulin:
- Mereka menghindari untuk membicarakan tentang kelemahan dan kerentanan
- Mereka menghindari perhatian personal dan perhatian emosional
- Mereka cenderung berkomunikasi dengan orang yang dekat dan sambil bekerja
- Mereka cenderung berkomunikasi dengan menghadapkan bahu mereka ( saat menonton acara olahraga di tv)

Sedangkan orang-orang feminim:
- Mereka lebih mencari persahabatan
- Mereka cenderung menulai teman mereka dengan mendengar dan tidak mengkritik, mensuport, mengkomunikasikan perasaan meningkatkan harga diri, menawarkan kenyamanan dan memberikan kontribusi untuk pertumbuhan pribadi.
- Mereka cenderung untuk bertatap muka saat berkomunikasi dengan orang lain ( saat rapat di jam makan siang)

Pendapat kami:

Berkomunikasi diantara orang yang berbeda gender akan lebih sering mengalami kesulitan karena mereka memiliki perbedaan pandangan. Di dunia ini, manusia ada dua jenis yakni perempuan dan laki-laki. Dilihat dari segi jenis kelamin tentu terlihat bedanya secara fisik. Namun, dalam segi gender, tidak lah mudah.

Karena perbedaan gender ini, terkadang membuat orang-orang berselisih paham.Oleh sebab itu, komunikasi merupakan solusi terbaik untuk mencegah sesuatu yang tidak baik.




Dosen : Dra. Henny Wirawan, M.Hum.,Psi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar