Rabu, 23 Juni 2010

Empirisme , Rasionalisme, dan intuisionisme




Empirisme , Rasionalisme, dan intuisionisme

Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu "empiris" yang berarti pengalaman inderawi. Oleh karena itu empirisme dianggap sebagai faham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengenalanan dan yang dimaksudkan dengannya adalah baik pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia. Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal.Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki. Pengalaman hanya dipakai untuk mempertegas pengetahuan yang diperoleh akal. Akal tidak memerlukan pengalaman. Akal dapat menurunkan kebenaran dari dirinya sendiri

Pada dasarnya Empirisme sangat bertentangan dengan Rasionalisme. Rasionalisme mengatakan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari ratio, sehingga pengenalan inderawi merupakan suatu bentuk pengenalan yang kabur. sebaliknya Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan sempurna.

Contohnya saja, semakin hari teknologi semakin meningkat. Untuk mencari segala informasi kita dapat mencarinya dari internet. Dari sisi empirisme menganggap bahwa kehadiran internet itu lebih kearah positif karena dapat membantu kita dalam menyelesaikan tugas ataupun mencari berbagai informasi dengan mudah dan tanpa mengenal waktu dan tempat, karena internet dapat menjangkau tempat yang jauh sekalipun. Tapi bagi sisi rasionalisme, kehadiran internet itu dapat dianggap sebagai hal yang positif maupun negative. Itu semua kembali lagi pada individu masing-masing. Misalnya dari sisi positif memang internet sangat berguna dalam mencari informasi, tapi informasi itu tidak ada penyaring. Mungkin saja anak kecil yang mengakses internet bisa membuka sesuatu yang seharusnya tidak boleh ia lihat.

Ini semua juga bergantung dari intuisi kita sebagai manusia, yaitu bagaimana cara kita memandang suatu hal. Ada hal-hal yang di benarkan tapi menurut hati nurani kita hal tersebut tidak layak untuk dilakukan. Contohnya di Negara china berlaku hokum mati bagi para narapidana yang melakukan kasus berat. Bagi sekelompok orang mungkin hukuman ini sangat kejam dan tidak sesuai dengan kata hati kita. Intuisi ini bergantung kepada usaha manusia itu sendiri tanpa melalui proses rasional.

Menurut saya, dari ketiga teori ini, teori intuisionisme yang paling baik, karena teori ini tidak hanya didasarkan pada kemampuan indra ataupun pemikiran rasional. Indra ataupun akal manusia bisa saja salah. Selain itu kita adalah makhluk tuhan yang mempunyai hati nurani, oleh karena itu intuisionisme adalah teoriyang paling ideal.


Disusun oleh selvi agustina - 915070011

1 komentar: